Waspada Kutu Pada Kucing Dan Cara Penanggulangannya
Secara sempurna,
kutu hewan memiliki empat tahap pertumbuhan yaitu telur, larva, nimfa
(kepompong), dan bentuk dewasa.
Larva kutu memiliki
tiga pasang kaki, sedangkan bentuk kepompong dan dewasa memiliki empat pasang.
Uniknya, kaki depan mereka punya tugas khusus, merasakan bau, suhu, dan
kelembaban sekitar mereka.
Di sekitar hewan
kesayangan, jenis kutu yang sering dijumpai adalah kutu loncat (fleas) pada
anjing dan kucing; caplak dan sejenis tungau (S scabiei) pada anjing.
Jenis
tungau yang disebut terakhir inilah, yang dapat menyebabkan penyakit skabies
pada kulit yang dapat menulari manusia bila pemiliknya kurang memperhatikan
kebersihan lingkungannya.
Beberapa jenis kutu
dapat tahan hidup selama beberapa bulan tanpa ada makanan, jika lingkungannya
memenuhi kebutuhan hidupnya. Biasanya kutu-kutu itu dapat ditemukan di
tempat-tempat seperti semak-semak, kayu, dan belukar. Ini perlu diketahui,
karena pemberantasan kutu hewan yang tidak sempurna akan sia-sia mengingat kutu
yang tahan puasa dapat aktif kembali.
Kutu hewan
kesayangan amat menyukai tempat yang lembab dan hangat guna menyelesaikan
siklus hidupnya. Pada negara yang memiliki empat musim, kutu itu biasanya akan
muncul pada musim panas. Sedangkan problem investasi kutu di negara kita yang
memiliki iklim tropis, dapat terjadi sepanjang tahun.
Pada daerah lembab,
sejenis kutu loncat dapat tahan hidup di luar tubuh induk semang (host)-nya
selama tujuh bulan meski tidak mengisap darah host-nya. Ketika hinggap pada
host-nya, mereka akan makan dengan rakus. Hanya sedikit hasil isapan darah
host-nya yang dicerna kutu. Sisanya akan dikeluarkan dalam rupa kotoran kecil
berwarna hitam. Makanan (darah) akan merangsang kutu itu untuk bertelur selagi
mereka masih dalam host. Seekor kutu betina dewasa dapat menghasilkan ratusan
telur sepanjang hidupnya.
Telur kutu yang
berwarna putih dan kecil tidak menempel pada kulit atau bulu host-nya, tetapi
jatuh bebas dan mengotori lingkungannya seperti tempat tidur, karpet, ubin, dan
sekitarnya.
Seluruh siklus
kehidupan fleas terjadi secara sempurna dalam waktu kurang lebih tiga bulan di
bawah kondisi lingkungan yang memadai. Jumlah kutu yang terlalu banyak dapat
pula menggigit kulit manusia meski manusia bukan host mereka.
· Pencegahan
dan penanggulangan
Predator
(musuh/pemangsa) kutu secara alami adalah beberapa jenis burung, tikus, serta
semut yang dapat mengurangi populasi kutu yang hidup bebas. Sejenis semut api
(Pheidole megachepala) merupakan predator kutu terkenal.
Pengontrolan
terhadap kutu hewan harus dilakukan rutin dengan mengingat beberapa aspek.
Seluruh hewan dalam satu rumah harus mendapat
treatment parasitida, seperti pirethin, organopospat, atau produk karbamat
secara teratur. Aplikasi langsung pada kulit dapat dilakukan dalam bentuk:
semprot (spray), mandi (dipping), atau bedak tabur. Hati-hati dengan produk-produk
itu karena biasanya kucing amat sensitif. Alternatif lain, dapat menggunakan
kalung antikutu (flea collar) yang mengandung bahan aktif amitraz guna mencegah
kutu baru serta mengurangi kutu yang sudah ada lebih dahulu.
Tempat bekas tempat
tidur hewan harus diberi insektisida guna memberantas telur dan larva. Alas
tidur harus sering diganti dan dicuci secara rutin.
Ruangan yang sering
didatangi hewan anjing dan kucing harus sering dibersihkan dan di-vacuum
cleaner. Tempat di luar yang sering ditiduri hewan tadi harus sering
dibersihkan dan diberi insektisida terutama pada musim panas.
Mandikan secara
berkala hewan kesayangan kita agar sejenis kutu berkulit keras (caplak) yang
biasanya sangat erat berikatan dengan kulit hewan anjing tidak memiliki
kesempatan berlama-lama di tubuh dan membatasi kesempatan neurotoksin asal kutu
tidak diserap tubuh hewan maupun kemungkinan transmisi kuman patogen lainnya.
Banyak pemilik
hewan kesayangan lebih suka membeli obat kutu di pasar-pasar swalayan atau
pet-shop yang tidak dilengkapi saran pemakaian maupun pencegahan penyakit.
Hati-hati memilih obat kutu, terutama dari segi keamanan, guna mencegah
keracunan pada hewan kesayangan kita. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam memilih produk eksternal parasitida adalah:
(1) kandungan zat
aktif,
(2) target parasit
yang akan dibasmi,
(3) potensi,
(4) keamanan,
(5) dosis, dan
(6) kemudahan cara
pemakaian.
Yang amat perlu
diperhatikan adalah bahaya keracunan. Biasanya obat kutu tidak saja bekerja
membasmi kutu tetapi juga menghambat kerja suatu enzim ACTH yang membantu
proses metabolisme dalam tubuh hewan. Perhatikan pemakaian dosis yang tepat,
hindari dosis yang berlebih karena akan membahayakan keselamatan hewan
kesayangan kita. Jangan mengaplikasikan kepada hewan yang sedang sakit, sedang
menuju proses penyembuhan penyakit, sedang stres, atau hewan yang berumur di
bawah tiga bulan.
Alternatif obat
kutu tradisional yang berasal dari akar tanaman rotenon dan pyrethrin yang
berasal dari ekstrak bunga Chrysanthemum cinerariaefolium merupakan produk yang
aman bagi manusia dan hewan.
0 Response to "Waspada Kutu Pada Kucing Dan Cara Penanggulangann"
Posting Komentar